Archive for May 2015

LAPORAN PENGOLAHAN BANDENG PRESTO



I.                   ACARA
Pengolahan Bandeng Presto

II.                TUJUAN
1.      Siswa mampu mengetahui prinsip pengolahan Bandeng presto
2.      Siswa mampu mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi pada pengolahan bandeng presto
3.      Siswa mampu  memngetahui alat dan bahan pada pengolahan bandeng presto

III.             DASAR TEORI
A.    Produk
Menurut SNI No: 4106.1-2009, bandeng presto/duri lunak adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman, pembungkusan,  pengukusan, pendinginan, pengepakan, pengemasan, penandaan, dan penyimpanan.
Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak.

B.     Bahan dasar ( Bandeng)
Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ukuran ikan dewasa kira kira 25 – 30 cm.
Ikan Bandeng mempunyai ciri-ciri seperti badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik,  mulut kecil terletak di depan mata. Mata diselaputi oleh selaput bening ( subcutaneus ). Pada umumnya ikan bandeng diolah secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan, penggaraman dan pemindangan. Cara pengolahan tersebut hanya merubah komposisi daging, rasa serta tekstur ikan, tetapi tidak dapat melunakkan tulang yang banyak terdapat dalam daging ikan bandeng.

C.     Mekanisme Presto
Proses pengolahan bandeng duri lunak dengan uap air panas bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak. Selain itu uap air panas yang bertekanan tinggi ini sekaligus berfungsi menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk ikan, kerasnya tulang ikan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang. Bahan anorganik meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour sedangkan bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan mudah hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut.

IV.             ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
1.      Cobek
2.      Pisau
3.      Baskom
4.      Autoclave
5.      Telenan
b.      Bahan
1.      Ikan bandeng
2.      Bawang merah
3.      Bawang putih
4.      Kunyit
5.      Daun salam
6.      Daun pisang
7.      Serai
8.      Garam
9.      Ketumbar
V.                PEMBAHASAN
A.    Tahapan Proses
1.     Pembelian Bahan Baku
Dalam melakukan pembelian bahan baku, terlebih dahulu harus mengetahui ciri-ciri ikan bandeng segar yaitu: mata bening, tekstur kenyal, sisik tidak terkelupas, insang berwarna merah dan tidak berbau tanah apabila kita mencium dari insangnya. Hindari membeli ikan yang kurang segar karena akan mempengaruhi kualitas produk akhir.
2.     Pencucian
Dalam melakukan pencucian harus menggunakan air yang bersih dan dingin dengan menggunakan es supaya kualitas ikan tidak menurun akibat kenaikan suhu.
3.     Pembuangan Sisik, Insang dan Isi Perut
Hal ini dilakukan agar ikan bersih dari kotoran. Ikan yang telah dibersihkan secepatnya diberi es supaya kualitas tetap terjaga.
4.     Penyortiran
Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran ikan sehingga seragam. Gunakan keranjang yang telah diberi es sebagai wadah ikan yang telah disortir.
5.     Pencucian
Ikan dicuci satu persatu dengan menggunakan air mengalir atau menyiram ikan dengan air (jangan lakukan perendaman dalam wadah karena kotoran air dapat menempel kembali pada ikan ).
6.     Pemberian Bumbu I
Masukkan ikan ke dalam baskom satu per satu, kemudian masukkan garam secukupnya sesuai dengan jumlah ikan ditambah dengan jeruk nipis. Fungsi garam dan jeruk nipis adalah untuk menghilangkan bau amis pada ikan bandeng.
Aduk rata bumbu dan ikan, kemudian diamkan selama 15 menit agar bumbu meresap.
7.     Pemberian Bumbu II
Setelah ikan diberi garam dan jeruk nipis, terlebih dahulu dibersihkan kembali satu persatu untuk menghilangkan garam dan jeruk nipis yang masih ada pada ikan dengan menggunakan tangan. Gunakan sarung tangan yang bersih saat membersihkan. Kemudian masukkan ikan ke dalam baskom satu persatu. Baskom yang digunakan harus dalam keadaan bersih.
Haluskan bumbu berupa garam, bawang putih bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, ketumbar, biji kemiri, daun jeruk purut, daun salam, dan cabai merah.
Campur bumbu dan ikan secara merata kemudian diamkan selama 30 menit agar bumbu meresap.
8.     Pemasakan Suhu Tinggi
Pemasakan ikan ini menggunakan panci bertekanan (autoclave), dengan suhu 121oC selama 60 – 90 menit. Dengan demikian akan dihasilkan ikan bandeng duri lunak.
9.     Pendinginan
Setelah ikan dimasak, kemudian dilakukan pendinginan dengan cara meletakkan ikan pada baki secara perlahan-lahan. Pendinginan dilakukan selama 1-2 jam.
10. Pengemasan dan Pelabelan
Bandeng yang telah selesai didinginkan, kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang telah diberi label.
Masukkan ikan secara perlahan dengan menggunakan sendok serokan pipih. Gunakan sarung tangan dan sendok yang bersih.
11. Pengemasan Vakum
Masukan bandeng ke dalam plastik yang telah diberikan label dan kemudian masukkan ke dalam mesin vacuum sealer Pastikan alat vakum berfungsi maksimal sehingga hasil yang didapatkan dalam keadaan vakum. Kondisi vakum dapat mempengaruhi daya awet ikan dan bentuk ikan.
Setelah bandeng divakum segera masukkan ke dalam freezer untuk mempertahankan daya awet ikan. Suhu freezer -180C atau lebih kecil.
Pengemasan bandeng presto dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biasa dan vakum. Pada pengemasan biasa, produk diletakkan di atas kertas roti dan karton, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis Low Density Polyethylene (LDPE). Lama simpan bandeng presto dengan kemasan vakuum dapat mencapai selama 3 bulan pada penyimpanan suhu beku (freezer) -180C atau lebih.

B.     Faktor Yang Mempengaruhi
1.      Bahan dasar
Bahan dasar yang di maksudkan adalah bandeng. Ciri-ciri ikan bandeng segar yaitu: mata bening, tekstur kenyal, sisik tidak terkelupas, insang berwarna merah dan tidak berbau tanah apabila kita mencium dari insangnya. Hindari membeli ikan yang kurang segar karena akan mempengaruhi kualitas produk akhir.
2.      Bumbu Bumbu
Komponen bumbu inilah yang menjadi ciri khas bandeng presto dari setiap daerah atau produsen. Namun, secara umum, bumbu yang digunakan adalah garam, bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, ketumbar, kemiri, daun jeruk purut, daun salam dan cabai. Fungsi bumbu selain sebagai pemberi cita rasa juga bersifat bakteriostatik dan germisidal, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan khamir, sehingga memperpanjang daya simpan masakan bandeng presto.
C.      Titik Kendali
a.       Pemasakan suhu tiinggi (pemrestoan).
Pemasakan ikan ini menggunakan panci bertekanan (autoclave), dengan suhu 121oC selama 60 – 90 menit. Dengan demikian akan dihasilkan ikan bandeng duri lunak.
VI.             KESIMPULAN
Dari pengolahan bandeng presto yang dilakukan didapat kesimpulan sebbagai berikut:
·         Prinsip pengolahan bandeng presto ini adalah pemasakan dengan suhu tinggi bertekanan.
·         Faktor yang haris di perhatikan supaya didapat hasil yang memuaskan diantaranya : Bahan baku, formulasi bahan dan pengolahan yang tepat.
·         Alat alat yang digunakan diantaranya: cobek, pisau, baskom autoclave dan nampan.
VII.          DAFTAR PUSTAKA
§  http://www.situsmesin.net/situsmesin/item/55565-pengolahan-bandeng-duri-lunak-presto
§  http://henitayahya.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo_3.html
Thursday, 14 May 2015
Posted by Ikhwanul kirom

Sekarang Jam

Popular Post

Blogroll

- Copyright © M. IKHWANUL KIROM -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -