Archive for 2015

LAPORAN PENGOLAHAN BANDENG PRESTO



I.                   ACARA
Pengolahan Bandeng Presto

II.                TUJUAN
1.      Siswa mampu mengetahui prinsip pengolahan Bandeng presto
2.      Siswa mampu mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi pada pengolahan bandeng presto
3.      Siswa mampu  memngetahui alat dan bahan pada pengolahan bandeng presto

III.             DASAR TEORI
A.    Produk
Menurut SNI No: 4106.1-2009, bandeng presto/duri lunak adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku ikan utuh yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, sortasi, penyiangan, pencucian, perendaman, pembungkusan,  pengukusan, pendinginan, pengepakan, pengemasan, penandaan, dan penyimpanan.
Bandeng presto adalah salah satu bentuk olahan ikan dengan prinsip pemanasan bertekanan tinggi yang di campur atau dilumuri dengan bumbu-bumbu sehingga tulang menjadi lunak.

B.     Bahan dasar ( Bandeng)
Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ukuran ikan dewasa kira kira 25 – 30 cm.
Ikan Bandeng mempunyai ciri-ciri seperti badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik,  mulut kecil terletak di depan mata. Mata diselaputi oleh selaput bening ( subcutaneus ). Pada umumnya ikan bandeng diolah secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan, penggaraman dan pemindangan. Cara pengolahan tersebut hanya merubah komposisi daging, rasa serta tekstur ikan, tetapi tidak dapat melunakkan tulang yang banyak terdapat dalam daging ikan bandeng.

C.     Mekanisme Presto
Proses pengolahan bandeng duri lunak dengan uap air panas bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak. Selain itu uap air panas yang bertekanan tinggi ini sekaligus berfungsi menghentikan aktifitas mikroorganisme pembusuk ikan, kerasnya tulang ikan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik pada tulang. Bahan anorganik meliputi unsur-unsur kalsium, phosphor, magnesium, khlor dan flour sedangkan bahan organik adalah serabut-serabut kolagen. Tulang menjadi rapuh dan mudah hancur bila bahan organik yang terkandung di dalamnya larut.

IV.             ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
1.      Cobek
2.      Pisau
3.      Baskom
4.      Autoclave
5.      Telenan
b.      Bahan
1.      Ikan bandeng
2.      Bawang merah
3.      Bawang putih
4.      Kunyit
5.      Daun salam
6.      Daun pisang
7.      Serai
8.      Garam
9.      Ketumbar
V.                PEMBAHASAN
A.    Tahapan Proses
1.     Pembelian Bahan Baku
Dalam melakukan pembelian bahan baku, terlebih dahulu harus mengetahui ciri-ciri ikan bandeng segar yaitu: mata bening, tekstur kenyal, sisik tidak terkelupas, insang berwarna merah dan tidak berbau tanah apabila kita mencium dari insangnya. Hindari membeli ikan yang kurang segar karena akan mempengaruhi kualitas produk akhir.
2.     Pencucian
Dalam melakukan pencucian harus menggunakan air yang bersih dan dingin dengan menggunakan es supaya kualitas ikan tidak menurun akibat kenaikan suhu.
3.     Pembuangan Sisik, Insang dan Isi Perut
Hal ini dilakukan agar ikan bersih dari kotoran. Ikan yang telah dibersihkan secepatnya diberi es supaya kualitas tetap terjaga.
4.     Penyortiran
Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran ikan sehingga seragam. Gunakan keranjang yang telah diberi es sebagai wadah ikan yang telah disortir.
5.     Pencucian
Ikan dicuci satu persatu dengan menggunakan air mengalir atau menyiram ikan dengan air (jangan lakukan perendaman dalam wadah karena kotoran air dapat menempel kembali pada ikan ).
6.     Pemberian Bumbu I
Masukkan ikan ke dalam baskom satu per satu, kemudian masukkan garam secukupnya sesuai dengan jumlah ikan ditambah dengan jeruk nipis. Fungsi garam dan jeruk nipis adalah untuk menghilangkan bau amis pada ikan bandeng.
Aduk rata bumbu dan ikan, kemudian diamkan selama 15 menit agar bumbu meresap.
7.     Pemberian Bumbu II
Setelah ikan diberi garam dan jeruk nipis, terlebih dahulu dibersihkan kembali satu persatu untuk menghilangkan garam dan jeruk nipis yang masih ada pada ikan dengan menggunakan tangan. Gunakan sarung tangan yang bersih saat membersihkan. Kemudian masukkan ikan ke dalam baskom satu persatu. Baskom yang digunakan harus dalam keadaan bersih.
Haluskan bumbu berupa garam, bawang putih bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, ketumbar, biji kemiri, daun jeruk purut, daun salam, dan cabai merah.
Campur bumbu dan ikan secara merata kemudian diamkan selama 30 menit agar bumbu meresap.
8.     Pemasakan Suhu Tinggi
Pemasakan ikan ini menggunakan panci bertekanan (autoclave), dengan suhu 121oC selama 60 – 90 menit. Dengan demikian akan dihasilkan ikan bandeng duri lunak.
9.     Pendinginan
Setelah ikan dimasak, kemudian dilakukan pendinginan dengan cara meletakkan ikan pada baki secara perlahan-lahan. Pendinginan dilakukan selama 1-2 jam.
10. Pengemasan dan Pelabelan
Bandeng yang telah selesai didinginkan, kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang telah diberi label.
Masukkan ikan secara perlahan dengan menggunakan sendok serokan pipih. Gunakan sarung tangan dan sendok yang bersih.
11. Pengemasan Vakum
Masukan bandeng ke dalam plastik yang telah diberikan label dan kemudian masukkan ke dalam mesin vacuum sealer Pastikan alat vakum berfungsi maksimal sehingga hasil yang didapatkan dalam keadaan vakum. Kondisi vakum dapat mempengaruhi daya awet ikan dan bentuk ikan.
Setelah bandeng divakum segera masukkan ke dalam freezer untuk mempertahankan daya awet ikan. Suhu freezer -180C atau lebih kecil.
Pengemasan bandeng presto dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biasa dan vakum. Pada pengemasan biasa, produk diletakkan di atas kertas roti dan karton, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis Low Density Polyethylene (LDPE). Lama simpan bandeng presto dengan kemasan vakuum dapat mencapai selama 3 bulan pada penyimpanan suhu beku (freezer) -180C atau lebih.

B.     Faktor Yang Mempengaruhi
1.      Bahan dasar
Bahan dasar yang di maksudkan adalah bandeng. Ciri-ciri ikan bandeng segar yaitu: mata bening, tekstur kenyal, sisik tidak terkelupas, insang berwarna merah dan tidak berbau tanah apabila kita mencium dari insangnya. Hindari membeli ikan yang kurang segar karena akan mempengaruhi kualitas produk akhir.
2.      Bumbu Bumbu
Komponen bumbu inilah yang menjadi ciri khas bandeng presto dari setiap daerah atau produsen. Namun, secara umum, bumbu yang digunakan adalah garam, bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, ketumbar, kemiri, daun jeruk purut, daun salam dan cabai. Fungsi bumbu selain sebagai pemberi cita rasa juga bersifat bakteriostatik dan germisidal, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan khamir, sehingga memperpanjang daya simpan masakan bandeng presto.
C.      Titik Kendali
a.       Pemasakan suhu tiinggi (pemrestoan).
Pemasakan ikan ini menggunakan panci bertekanan (autoclave), dengan suhu 121oC selama 60 – 90 menit. Dengan demikian akan dihasilkan ikan bandeng duri lunak.
VI.             KESIMPULAN
Dari pengolahan bandeng presto yang dilakukan didapat kesimpulan sebbagai berikut:
·         Prinsip pengolahan bandeng presto ini adalah pemasakan dengan suhu tinggi bertekanan.
·         Faktor yang haris di perhatikan supaya didapat hasil yang memuaskan diantaranya : Bahan baku, formulasi bahan dan pengolahan yang tepat.
·         Alat alat yang digunakan diantaranya: cobek, pisau, baskom autoclave dan nampan.
VII.          DAFTAR PUSTAKA
§  http://www.situsmesin.net/situsmesin/item/55565-pengolahan-bandeng-duri-lunak-presto
§  http://henitayahya.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo_3.html
Thursday, 14 May 2015
Posted by Ikhwanul kirom

Pembuatan Nata De Coco

Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata de Coco adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan.

Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepat produk Nata de Coco sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai tambah. Pembuatan nata yang diperkaya dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini.

Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus.
Bahan yang diperlukan:
Air kelapa murni 5 liter
  • 1. Gula putih 250 gr
  • 2. Urea/ZA
  • 3. Asam cuka/ asam asetat
  • 4. Asam nitrat
  • 5. Bibit nata de coco
Cara Membuat:
1. Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam panci stenless ukuran 5 liter di masak sampai mendidih 100 derajat celcius
2. Setelah mendidih masukkan gula putih 250 gr, za 0,5 gr, cuka  50 cc.
3. Campuran air kelapa yang sudah mendidih dimasukan ke dalam baki plastik  yang bersih atau steril. 
4. Tutuplah baki-baki tersebut dengan kertas koran steril  yang sudah dijemur dengan panas matahari.
5. Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk diberi bibit nata de coco
6. Pembibitan dilakukan pada pagi hari dan hasil pembibitan ditutup kembali
6. Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu atau tergoyang
7. Biarkan baki pembibitan itu  selama satu minggu dan jangan terganggu  atau tergoyang oleh apapun.
8. Buka hasil pembibitan setelah berumur satu minggu.
Cara Panen:
1. Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada),lalu dibersihkan dengan air (dibilas). Kemudian direndam dengan air  bersih selama 1 hari.
2.Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagiselama 1 hari.
3.Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuransesuai selera) kemudian direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4.Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi danditambahkan dengan satu sendok makan asam sitrat.
Cara Mengolah:
1.Bila diolah sebagai campuran es buah, nata de coco ditambah dengan gula  dan sirup.
2.Bila tak sempat mengolahnya, maka disimpan saja  dalam lemari es.
Demikian proses pembuatan nata de coco, mudah-mudahan bermanfaat bagi semua khususnya
Monday, 27 April 2015
Posted by Ikhwanul kirom

Membuat Jahe Instan

Jahe Instan merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari subsektor pengolahan hasil pertanian. Selain yang mudah dalam pembuatannya, jahe instan juga memiliki peluang usaha yang cukup besar. Pergeseran pola hidup masyarakat yang cenderung memilih segala sesuatu yang bersifat instan, akan memberi peluang tersendiri untuk pemasaran produk jahe instan. Selain itu, kebutuhan masyarakat terhadap jahe instan juga sangat tinggi, hal ini terbukti dari peningkatan kebutuhan bahan baku jahe dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi jahe instan. Disamping itu, pembuatan jahe instan ini juga bertujuan memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian terutama pada pelaku usaha budidaya jahe ketika harga jahe sedang jatuh. Dengan teknik pengolahan jahe instan ini, diharapkan petani memiliki peluang untuk meningkatkan penghasilan, dan merupakan kegiatan subsektor pertanian yang dapat dikerjakan oleh ibu-ibu yang notabenenya berasal dari keluarga petani. Namun, sebetulnya usaha pengolahan hasil ini juga bisa dilakukan secara profesional oleh setiap orang yang mau dan berkeinginan untuk terjun di bidang ini dan memiliki peluang pemasaran yang besar.

 

BAHAN MEMBUAT JAHE INSTAN

  • Jahe 1 kilogram
  • Gula Pasir 1 kilogram
  • Serai 5 batang
  • Cengkeh 10 butir
  • Daun Pandan 5 helai
  • Kayu Manis 3 ruas jari
  • Air 1 gelas ukuran sedang

 

CARA MEMBUAT JAHE INSTAN

  1. Kupas rimpang jahe hingga bersih, kemudian rimpang tersebut dipotong-potong dengan ukuran agak besar agar mudah dibersihkan. Cuci rimpang tersebut hingga bersih.
  2. Rimpang jahe yang sudah dibersihkan lalu dipotong kecil-kecil.
  3. Campur potongan jahe yang telah dipotong kecil-kecil tersebut dengan air, kemudian blender sampai halus.
  4. Jahe halus yang sudah diblender kemudian diperas menggunakan saringan halus. Air perasan jahe tersebut digunakan sebagai bahan pokok.
  5. Cuci hingga bersih semua bahan lain.
  6. Masukkan air perasan jahe, daun pandan, kayu manis, cengkeh, gula pasir ke dalam panci, kemudian tambahkan 1 gelas air, lalu aduk hingga rata.
  7. Campuran bahan yang telah diaduk kemudian direbus. Api yang digunakan untuk merebus jangan terlalu besar. Aduk terus agar tidak lengket/gosong.
  8. Jika bahan yang direbus sudah mulai masak, tandanya telah mengkristal dan berwarna putih agak coklat muda, segera angkat lalu biarkan hingga dingin.
  9. Ayaklah jahe instan hingga kristalnya halus dan rata. Kristal jahe yang masih kasar dihaluskan lalu diayak lagi sampai halus dan rata.
  10. Jahe instan siap disajikan atau dikemas.
Demikian, semoga sajian cara membuat jahe ini bisa bermanfaat 
Posted by Ikhwanul kirom

GMP DAN SSOP

GMP
Good Manufacturing Process (GMP) diterjemahkan menjadi Cara Pembuatan Yang Baik (CPB) Merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan out put yang memenuhi stándar dengan tingkat ketidak sesuaian yang kecil. GMP merupakan prasyarat  utama sebelum suatu industri pangan dapat memperoleh sertifikat sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Standar GMP yang di terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang
di hasilkan. Sebagai contoh beberapa standar GMP tersebut:
Monday, 16 February 2015
Posted by Ikhwanul kirom

Sekarang Jam

Popular Post

Blogroll

- Copyright © M. IKHWANUL KIROM -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -