Posted by : Ikhwanul kirom Thursday, 24 March 2016

1. Zat Pewarna
Zat pewarna dipakai dengan tujuan untuk membuat tampilan makanan terlihat lebih menarik sehingga menambah selera untuk menikmatinya. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetis memang memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya: mempunyai banyak pilihan warna, mudah penyimpanannya, dan tahan lama. Namun, tidak semua zat pewarna buatan dapat dipakai untuk makanan dan minuman, beberapa diantaranya dibuat untuk pewarna tekstil.
Efek
Jika zat pewarna tekstil ini yang dicampur ke dalam makanan atau minuman, meskipun warna yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, namun dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sebab, pewarna tekstil bersifat karsinogen yang menjadi penyebab penyakit kanker.
Jenis Zat Pewarna
Zat pewarna sintetis makanan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni dye dan lake.
  • Dye adalah pewarna buatan berbentuk pasta, cairan, butiran atau serbuk yang memiliki sifat larut dalam air.
  • Lake adalah gabungan antara dye dan basa dengan dilapisi zat tertentu yang memiliki sifat tidak larut dalam air, sehingga cocok dipakai untuk makanan yang tidak boleh kena air.
Contoh : 
  • Beberapa jenis pewarna makanan buatan tersebut diantaranya adalah: brilliant blue CFC, sunset yellow, tarttrazin, dan karmoisin.
2. Zat Pemanis
Penggunaan zat pemanis buatan pada umumnya dipakai untuk menekan biaya produksi  akibat mahalnya harga pemanis alami, yakni gula. Pemanis sintetis ini tidak bisa dijadikan sumber energi karena tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Efek :
Itu sebabnya, ada pemanis buatan yang dibuat khusus untuk para penderita penyakit diabetes mellitus/kencing manis sebagai pengganti gula.
Contoh :
  • Beberapa jenis pemanis buatan tersebut diantaranya adalah: sakarin, aspaltam, dulsin, kalsium siklamat, magnesium siklamat, dan natrium siklamat.
3. Zat Pengawet
Panjangnya rantai distribusi ditambah lamanya waktu penjualan membuat industri makanan atau minuman lebih memilih zat pengawet sintetis daripada yang alami. Karena penyimpanan dengan menggunakan pengawet buatan mempunyai ketahanan lebih lama untuk membuat makanan atau minuman tidak terkena bakteri/jamur, tidak busuk, tidak berbau, rasa tidak berubah, dan kondisinya tetap dalam keadaan segar. Makanan atau minuman yang diberi tambahan zat aditif pengawet, tidak hanya mampu bertahan dalam hitungan hari, minggu atau bulan, bahkan dapat bertahan hingga bertahun-tahun.
Bahaya Pengawet Makanan
  • Pastinya adalah penyakit kanker jika dikonsumsi jangka panjang
Contoh :
Beberapa jenis zat aditif pengawet tersebut diantaranya adalah: asam cuka, natrium propionat, natrium benzoat, asam tartrat, natrium nitrat, senyawa NaNO3, asam fosfat, dan asam sitrat.
Teknik Pengawetan makanan/minuman tanpa zat pengawet
Di beberapa negara maju, cara mengawetkan makanan/minuman menggunakan zat aditif saat ini sudah mulai ditinggalkan, dan sebagai gantinya dipergunakan tekhnologi pengawet makanan dengan tanpa menambahkan zat kimia, tapi dengan menggunakan pemanasan suhu tinggi dalam waktu singkat, menggunakan ozon, serta memanfaatkan sinar ultra violet (UV) untuk membuat makanan/minuman steril tanpa merusak kualitas dari makanan/minuman yang diolah.
4. Zat Penyedap Rasa
Zat aditif penyedap rasa terdiri atas berbagai macam, namun yang paling populer dan paling banyak digunakan adalah monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan sebutan vetsin atau micin. Zat ini jika langsung dimakan memang tidak berasa, tapi jika ditambahkan ke dalam makanan, akan membuat makanan yang diolah terasa lebih sedap. Rasa yang dihasilkan penyedap rasa sintetis memang sangat kuat dibanding penyedap rasa alami. Itu sebabnya tidak hanya industri makanan saja yang memanfaatkan penyedap rasa buatan, tapi juga ibu-ibu rumah tangga, karena penggunaannya memang lebih praktis dan ekonomis.
Contoh :
Beberapa jenis penyedap rasa sintetis selain monosodium glutamat diantaranya adalah: oktil asetat, etil butirat, amil asetat, dan amil valerat.
Efek Bahaya MSG :
  • Kanker, diabetes, dan keluhan penyakit lainnya.

Zat Aditif Lainnya
Selain keempat jenis zat aditif yang paling banyak digunakan sebagaimana tersebut di atas, terdapat pula beberapa jenis zat aditif yang lain diantaranya adalah:
  • Zat Penguat Aroma: untuk menambah, mempeerkuat dan mempertegas aroma makanan/minuman, seperti: isoamil asetat, isoamil valerat, butil butirat, dan isobutyl propionate.
  • Anti Oksiodan: proses oksidasi yang dapat merusak daging olahan, kaldu, lemak, minyak makan, margarine dan buah kalengan dapt dicegah dengan menggunakan zat aditif ini. Beberapa zat kimia yang tergolong anti oksidan diantaranya adalah: asam askorbat, butil hidroksianisol (BHA), dan butil hidroksitoluen (BHT).
  • Pengental: Zat aditif ini berguna sebagai pengental atau pengemulsi pada produk agar-agar, jelly, gom arab, serta gelatin. Sistem kerjanya adalah membantu pembentukan sistem disperse homogeny pada makanan.
  • Pemutih: Penggunaan zat aditif ini untuk mempercepat proses pemutihan serta pematangan pada tepung sehingga dihasilkan mutu pemanggangan yang lebih baik. Contoh dari zat pemutih ini adalah: aseton peroksida, asam askorbat, serta kalium bromat.
  • Pengatur Keasaman: Derajat keasaman makanan dapat dinetralkan dan dipertahankan dengan menggunakan zat ini. Beberapa jenis zat pegatur keasaman diantaranya adalah: asam asetat, amonium bikarbonat, asam laktat, asam sitrat, aluminium ammonium sulfat, asam klorida, asam tentrat, serta natrium bikarbonat.
  • Anti Kempal: Zat aditif ini berfungsi untuk mencegah terjadinya penggumpalan atau pengempalan pada makanan yang berbentuk serbuk. Beberapa jenis zat aditif anti kempal diantaranya adalah: aluminium silikat dan kalsium aluminium silikat.
  • Pengeras: Zat aditif yang satu ini berfungsi untuk mencegah lunaknya makanan. Beberapa jenis zat aditif pengeras diantaranya adalah:aluminium ammonium sulfat, dan kalium glukonat.
  • Sekuestran: Zat aditif ini mengikat ion logam yang terdapat dalam makanan. Beberapa contoh dari sekuestran adalah: asam fosfat, amonium sulfat, kalium sitrat, dan kalsium dinatrium EDTA, serta dinatrium EDTA
Berbagai macam zat aditif pada makanan harus kita hindari agar semaksimal mungkin menjaga kesehatan tubuh dan terhindar dari penyakit kanker.
Bahaya Zat Aditif Pada Makanan
Makanan yang sehat belum tentu makanan yang memiliki rasa lezat, dengan bentuk dan warna yang menarik, serta aroma yang menggoda. Karena sehat-tidaknya makanan tidak ditentukan oleh bentuk, rasa dan aromanya, tapi dari kadar gizi dan zat-zat lainnya yang diperlukan oleh tubuh.
Persoalannya, sehat saja masih dirasa belum cukup untuk sebuah makanan, tapi juga harus berasa lezat, berbentuk menarik, dan beraroma menggoda. Untuk itulah disaat mengolah, banyak orang yang cenderung memberikan bahan-bahan tambahan pada makanan yang diolah, agar  mendapatkan rasa, bentuk dan aroma sebagaimana yang diinginkan. Bahan-bahan tambahan yang disertakan saat mengolah makanan itulah yang disebut zat aditif.
Berbagai Dampak Negatif dari Penggunaan Zat Aditif
Dengan diizinkannya penggunaan zat aditif dalam industri makanan oleh pemerintah lewat BPOM, serta dijual bebas dan digunakan oleh masyarakat secara luas, menjadi satu pertanda bahwa zat aditif boleh dikonsumsi sepanjang tidak berlebihan atau sesuai dengan aturan yang tercantum pada etiket penggunaan. Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan paling mudah adalah menghindari makanan yang mengandung zat aditif.
Namun demikian, sesedikit apapun, yang namanya zat kimia tetap saja memberi dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Dampak negatif dari zat aditif tersebut diantaranya adalah:
  • Penggunaan sakarin sebagai pemanis buatan secara berlebihan, dapat merangsang tumbuhnya sel-sel tumor kandung kemih.
  • Penggunaan garam siklamat dapat membuat proses metabolisme tubuh menghasilkan senyawa sikloheksamina, dimana senyawa ini dapat menjadi penyebab penyakit kanker, dan mengganggu sistem pencernaan.
  • Formalin dan boraks yang sebenarnya merupakan bahan pengawet non-pangan namun masih sering dipakai untuk mengawetkan makanan, menimbulkan dampak yang kompleks bagi kesehatan, diantaranya: gangguan sistem syaraf, pendarahan di lambung, komplikasi pada otak, gagal ginjal, dan berbagai jenis penyakit lainnya yang menyerang organ  otak, hati, ginjal, serta kulit (Bahaya Formalin & Bahaya Boraks).
  • Monosodium Glutamat (MSG) atau vetsin dapat menyebabkan “Chinese Restaurant Syndrome”, yaitu rasa sakit pada bagian kepala, seperti kepala berdenyut serta pusing. Selain itu juga dapat merusak jaringan syaraf, trauma, stress, hipertensi, depresi, alergi kulit dan mempercepat penuaan.
  • Zat sulfit serta turunannya merupakan pemicu serangan asthma.
  • Hampir semua jenis zat aditif pewarna dapat memicu terjadinya reaksi anapilaksis, yakni reaksi terhadap alergi yang akut dengan disertai shock secara tiba-tiba.
  • Zat nitrat dengan berbagai macam variasinya merupakan pemicu terjadinya reaksi gatal-gatal dan munculnya bilur-bilur pada kulit.
  • Natamysin untuk mengawetkan makanan dapat menyebabkan mual dan muntah, diare, dan menurunnya nafsu makan.
  • Kalium Asetat pada zat pengawet dapat menjadi penyebab rusaknya fungsi ginjal.
  • Kalsium Benzoat pada zat pengawet dapat memicu serangan asthma.
  • Kalsium dan Natrium propionate yang digunakan secara berlebihan, dapat menjadi peyebab penyakit migren, sulit tidur dan kelelahan.
  • Rhodamin B pada zat pewarna dapat menyebabkan kanker, keracunan paru-paru, dan penyakit pada hidung, tenggorokan, serta usus.
  • Sunset Yellow pada zat pewarna dapat merusak kromosom.
  • Quinoline Yellow pada pewarna makanan, mengakibatkan hyperplasian, hypertrophy, dan carcinomas kelenjar tiroid.
  • Carmoisine pada zat pewarna, menjadi penyebab kanker hati serta menimbulkan alergi.
  • Natrium metasulfat untuk pengawet makanan, dapat menyebabkan alergi kulit.
  • Ponceau 4R untuk pewarna makanan bisa menimbulkan anemia serta kepekatan hemoglobin.
  • Nitrit dan Nitrat pada pengawet makanan, dapat menimbulkan keracunan, sulit bernapas, mengurangi kemampuan sel darah dalam membawa oksigen ke organ-organ tubuh, anemia, radang ginjal, sakit kepala, dan muntah-muntah.
  • Siklamat pada zat pemanis, menjadi penyebab penyakit kanker (karsinogenik).
  • Sakarin pada zat pemanis dapat menimbulkan infeksi serta kanker kandung kemih
  • Aspartan sebagai pemanis buatan, adalah penyebab gangguan saraf dan tumor otak.
  • Sulfur Dioksida pada zat pengawet, dapat mennyebabkan luka lambung, serangan asma, kanker, alergi, serta mutasi genetic.
  • CFC dan Tetrazine pada zat pewarna bisa merusak organ ginjal, hati serta meningkatkan risiko hiperaktif pada anak-anak.
Demikian penjelasan tentang zat aditif pada makanan, beserta jenis-jenisnya, serta dampak negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan tubuh.




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Sekarang Jam

Popular Post

Blogroll

- Copyright © M. IKHWANUL KIROM -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -